Iseng Aja · Ketawa dulu · Tak Enak

Perpisahan

Kisah ini terjadi ratusan tahun yang lalu. Saat itu aku mengikuti pesta perpisahan SMA. Cuma teman sekelas sih, kalo gak salah cukup satu bus. Acaranya pun sederhana, nginap di villa murah meriah. Namanya anak SMA yang lagi lutju-lutjunya, bobok di tenda pun jadilah. Namun pada waktu itu ada kejutan besar dari Ayahandaku. Sehingga akhirnya kami gak usah berdesakan dan berebutan di penginapan. Karena kami diminta pindah di tempat yang lebih luas, lebih indah, dan tentu lebih dekat ke tempat wisata. Horeeeeee……. (makasiy Pah, walopun galak dan suka memingitku namun ternyata dikau baik hati dan perhatian yaa hiks…sad0118 Free Sad Emoticons )

Nah, seperti biasa acara di tempat dingin gitu pastilah kambing guling love0062 Free Emoticons   Love dan api unggun.  😆 HIhihihihihi…belum-belum wis ngguyu dewek. Jadi gini, Kawan, ketika acara api unggun itu (ya ampoon, jadul yak? maklumlah SMA th. 1918 😛 ), semua teman saling bergandengan tangan. Lalu si Mantan Ketua Kelas yang pandai berpuisi dan berorasi mulai berkata-kata. Berbicara masa-masa kelas III yang lutju, menyenangkan, menyedihkan, menyebalkan, dll. Dia pandai sekali berbicara hingga kulihat teman di kiri kananku mulai menyedot hidung, mengusap air mata, bahkan ada yang nangis gegerungan.

Sumpah! Aku bingung banget! Oya, waktu itu kami semua diminta menunduk dan menutup mata, tapi diam-diam aku melirik jelalatan ke sana ke mari. Waduh, gak lanang gak wedok semua mewek! sad0049 Free Sad Emoticons sad0140 Free Sad Emoticons Kecuali…kecuali diriku 😦 Entah mengapa, waktu itu aku kok gak ikutan nangis ya? Padahal perkataan ketua kelas begitu menyentuh dan mengharukan. Entahlah, mungkin karena aku sibuk mikirin takut bobok di tempat asing.

Semakin malam, semakin mengharukan. Akhirnya akupun mulai ikutan menunduk, memejamkan mata lalu…mulai membayangkan yang sedih-sedih! Kubayangkan ibuku adalah ibu tiri, sehingga ketika pulang nanti aku pasti digebukin gara-gara ngilangin rautan. Lalu, kubayangkan cowok yang kutaksir ternyata jadian sama sahabatku sendiri. Sampai akhirnya ku bayangkan aku gak pernah menikah karena sedih, dan ketika cowok itu datang, umurku sudah 100 th hingga tak mungkin lagi kawin. Semua hal yang menyedihkan dan menyakitkan kubayangkan, sampai akhirnya mataku mulai panas. Air mata mulai merembes melalui bulu mataku dan akhirnya menetes turun ke pipi. Hidungku mulai berair dan akhirnya akupun terisak-isak. Deras air mataku mengalir, ditambah lagi udara yang sedingin es, membuat hidungku mulai mampet.

Dan ketika akhirnya kubuka mataku, semua temanku memandang padaku. Wajah mereka keheranan, tangan teman di sebelahku rupanya sudah lepas dari genggamanku. Aku menghapus air mataku dan hidungku. Lalu si ketua kelas mendekatiku dan menepuk bahuku.

“Kok kamu nangisnya telat, Cho?”

Huwaaaaa, rupanya orasi dan penyedihan massal sudah selesai! Digantikan kesan dan pesan masing-masing anak. Lhadalah! Berarti aku sudah hanyut dengan alam pikiranku sendiri hingga tak memperhatikan sekelilingku. Waaaa, maluuuuuu…. Kulihat semua teman nyengir. Tak ada lagi yang bisa kulakukan selain ikutan nyengir. ashamed0002 Free Emoticons   Shame ashamed0004 Free Emoticons   Shame

PS. Semoga kelakuanku ini tak menurun pada kedua malaikatku 😦