PERINGATAN!
Postingan kali ini panjaaaaaaaaaaaaaaaaaaang dan banyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaak fotonya π
Libur Lebaran kemaren kami sekeluarga berlibur ke Pulau Tidung di Kepulauan Seribu. Awalnya aku amat sangat ragu, secara pemaboks dan aku takut banget naik kapal, karena gak bisa berenang cuma bisa gaya botol. Begitu kecemplung air langsung blebek…blebek… kayak botol diisi air π¦ Tapi demi kekasihku dan kedua malaikatku, ku lawan rasa ngeriku itu. Baiklah, mari kuceritakan perjalanan ini siapa tahu bisa jadi referensi jika Kawan ingin berlibur ke sana.
Nyanyi dulu yoooo….
Waktu terang bulan
Ku pergi berlayar
Pergi menuju Pulau Seribu
Pulau indah permai
Dengan pemandangan
Nyiur melambai di sepanjang pantaiAyo kawan semua pergi kesana
Pulau Seribu memikat hati sungguh indahAngin sepoi-sepoi
Perahu berlayar
Menuju pantai Pulau Seribu
Hahahaha…. sekarang berangkat yaaa…. tariiik, Maaanngg…. π
02 Agustus 2014
Ada dua cara menuju Pulau Seribu. Bisa dari Muara Angke atau dari Marina Ancol. Karena kami bertujuh tentu lebih hemat jika berangkat dari Muara Angke. Memang dari Marina Ancol lebih cepat tetapi tentu saja lebih mahal, menggunakan speedboat dengan tarif Rp. 400.000/orang pergi pulang. Kami menumpang kapal Zahro Express dengan tarif Rp. 170.000/orang pp. Tahun lalu kekasihku pergi dengan Citra Jet, tarif Rp. 150.000/orang sekali jalan dengan waktu tempuh hanya 1 jam. Sayangnya kapal ini sudah tidak beroperasi. Oh ya, semua sudah diatur oleh agen wisata yang kami pilih, yaitu www.twisterholiday.com Yang pergi tanpa agen wisata, bisa menumpang kapal milikΒ pemda DKI yaitu speedboat Kerapu dan Lumba-lumba. Naik dari dermaga 15 Marina Ancol. harga tiket Rp. 33.000/orang, maksimal pembelian 2 tiket, so ngantri di depan loket sejak pagi yaa. Boat ini cuma menampung maks. 25 orang (Kerapu) dan 15 orang (Lumba-lumba). Waktu tempuh sampai Tidung hanya 1 jam meski mampir-mampir di pulau lain π
KM. Zahro Express lumayan besar, tapi puanasnyaaaaa….haduuhhh kayak masuk oven! Sebelumnya aku sudah minum antimo jadi gak maboks π Karena kapal berangkat sekitar pk. 07.00 maka kami diharuskan kumpul di pom bensin Muara Angke pk. 06.00. Secara kami dari Bogor, maka subuh sudah jalan. Mobil dititipkan di kantor kekasihku di daerah Grogol. Dari situ kami carter angkot merah menuju pom bensin Muara Angke. Carter angkot Rp. 80.000. Lumayan ngirit daripada naik taxi π (karena mesti 2 taxi, kan?). Sampai di sekitar pasar ikan mesti siap-siap mencium bau tak sedap. Huweekss, ampuuun baunya! Dan setiba di dermaga siap-siap melihat air laut yang seperti got dan penuh sampah! Duhh, Indonesiaku, kapan kau berubah? π¦
Pk. 07.30 (mulur karena membludaknya wisatawan) kapal berangkat. Sebetulnya ngantuk banget, tapi karena puanas jadi gak bisa bobok. Ingat Kawan, jangan kau pilih duduk di dekat jendela sisi sebelah kanan belakang. Karena di situ dekat mesin dan puanaaasssss. Lebih baik pilih duduk depan karena ada AC, atau tengah kena kipas angin. Memang dekat jendela kaca bisa liat laut dan pulau-pulau kecil, tapi ya itu tadi puanasee puolll! Di dek atas mungkin lebih nyaman atau malah lebih panas ya? Tapi setidaknya kena semilir angin laut kali ya π
Setelah menempuh perjalanan sekitar 2,5 jam kapal berlabuh di dermaga Pulau Tidung. Ahh, airnya sungguh jernih jauhhh bedanya dengan Muara Angke. Hanya satu persamaannya, sampah! Duhh, air laut nan biru jernih itu tetap saja ternoda sampah π₯
Dari dermaga kami berjalan menuju penginapan. Kekasihku sempat salah mengkuti guide, jadi nyasar huwaaa…. akhirnya naik bentor, deh menuju penginapan. Jangan kau bayangkan hotel, Kawan. Di sini kebanyakan rumah atau pavilion yang bisa ditempati ramai-ramai, atau berbentuk saung-saung. Tidur di bawah, meski tetap dengan spring bed. Kamar mandi imut yang kalau mandi airnya masuk lagi ke ember π Kedua malaikatku jadi males mandi π AC lumayan dingin, tapi TV gak dapat siaran alias dirubung semut π
Sebenarnya kami lebih senang di saung karena view nya langsung pantai. Sayangnya saung hanya muat untuk 4-5 orang, sementara kan kami bertujuh. Tapi lumayan jugalah, tetap mendapat tepi pantai π
Sampai penginapan, sudah disiapkan nasi kotak. Menunya tentu saja ikan hahahaha…. lumayanlah, kalo lapar tuh apa aja enaaaak rasanya. Yeah, bagiku di dunia ini hanya ada 2 rasa makanan, yaitu enak dan enak sekali π (dasar gembul!)
Selesai makan dan istirahat, kami dijemput untuk snorkeling. Menuju kapal sudah disediakan sepeda mini. Pulau ini gak besar, Kawan, jadi ke mana-mana dengan sepeda nikmat juga π Yang ikut snorkeling hanya Jendral G dan Om. Aku tentu saja takut hahahaha….sedangkan Cantik sedang demam. Nenek gak mungkin lah yaa hehehehe…. kekasihku karena sudah pernah, memutuskan untuk menemani kami saja dan berjalan-jalan ke pantai. Pada liburan lalu yang hanya kekasihku dan Jendral G yang pergi, dibawa juga ke pulau-pulau kecil di sekitar Tidung. Seperti Pulau Payung, Tidung Kecil, dan spot-spot snorkeling yang lebih bagus. Sayangnya kemarin gak banyak mampir katanya.
Karena Nenek dan Cantik gak bisa naik sepeda, maka kami naik bentor menuju pantai rekreasi. Tarif bentor Rp. 15.000 dengan 2 orang di depan dan satu orang di belakang abangnya π Deg degan juga sih, secara jalannya sempit dan ramai banget. Sesampai di pantai, terbayar sudah kesumpekan perjalanan tadi. Air laut yang luar biasa jernih, seperti kolam renang. Ikan-ikan cantik yang bersliweran. Yuk, kita lihat snorkeling versi Cantik π
Β Selain kejernihan air lautnya yang luar biasa, pantai ini juga terkenal dengan Jembatan Cinta. Mengapa dinamai demikian? Entahlah, aku lupa gak nanya π Jembatan Cinta ini menghubungkan P. Tidung Besar dengan P. Tidung Kecil. Jauhnya sekitar 1 km mungkin, karena lupa gak ngukur π Tapi lumayan indah, meski panas. Sesampai di Tidung Kecil bisa menikmati mie instan sambil memandang pantai berpasir putih berair jernih. Jauh-jauh ke pantai kok ya makan mie instan jugak π
Tradisi anak-anak muda yang berkunjung ke sini adalah melompat dari Jembatan Cinta ini. Jendral G pun tak mau kalah, dia ikut Omnya melompat meski sudah kularang keras π₯ Ehh, malah melompat 2 kali, huwaaaa…..
Karena ramai pengunjung, yang melompat pun banyak. Cewek-cewek pun banyak yang berani, lho! Tapi jika hendak melompat, kau harus berhati-hati, Kawan, terutama jika pagi hari atau sedang sepi. Karena di kolong jembatan ini sering dilewati banana boat dan sebangsanya dengan kecepatan tinggi. Gak kebayang kalo ada yang lompat, hiiiiyyy…. Mestinya boat-boatan ini gak usah lewat kolong ya, kan lautnya masih loaasss….
Mejnelang sore kami kembali ke penginapan, lagi-lagi naik bentor. Mestinya sih naik sepeda ajah π Sampai di penginapan nasi kotak juga sudah tersedia. Malamnya ada acara barbeque yang disediakan oleh agen wisata. Kemalaman sih, sekitar jam 10. Tapi ikannya sedap dan berlimpah. Ikan tongkol dan cumi segar. Sayangnya karena sudah ngantuk jadi lupa ambil gambarnya. Padahal seru lho bakar-bakar dengan udara laut malam π¦ Jadi inget sama Poseidon π³
Malamnya tidur dengan pulas karena kecapaian
03 Agustus 2014
Subuh kami dibangunkan untuk melihat sunrise. Tetapi karena kami mengambil paket 3 hari 2 malam, maka kami putuskan untuk tidur saja, besok pagi masih bisa lihat hehehehe…. Sementara para tetangga yang mengambil paket 2 hari 1 malam bersepeda menuju Jembatan Cinta, karena pk. 09.00 sudah harus berkumpul di dermaga.
Setelah mandi dan sarapan, kami kembali bertualang ke Jembatan Cinta. Hari ini kedua malaikatku ingin naik banana boat. Namun berubah mau naik water sofa setelah tiba di sana π Tarifnya Rp. 35.000/orang.
Sepagian, sementara menunggu makan siang, semua nyemplung ke jernihnya air laut. Bercanda dengan ikan, kepiting, ubur-ubur, dan tentu saja karang-karang yang indah π
Jam makan siang kami kembali ke penginapan. Setelah itu aku tidur sejenak karena pusing kena panas matahari. Sementara kekasihku, Om, dan kedua malaikatku bandel-bandelan di pantai depan penginapan π¦
Menjelang sore, setelah tidur yang benar-benar cuma sejenak, aku mandi dan berangkat lagi ke pantai. Kali ini bersepeda, dong! Hahahaha…. setelah 30 th gak naik sepeda, agak ngeri juga. Oleng kiri oleng kanan, apalagi jalan sempit, tiap mau belok gang turun kaki dan melaju dengan kaki π Untungnya kekasihku nemu sepeda dengan boncengan, jadi Cantik bisa diboncengkan π Jarak dari penginapan ke pantai sekitar 800 m, jadi kalau PP ya 1,6 km. Kalo tiap hari, hmm… langsing, dehhh… π
Di pantai kami mencoba menunggu sunset, sayangnya matahari malu-malu sembunyi di balik awan π¦ Dan lagi-lagi kedua malaikatku main air, heran gada bosen-bosennya yaa. Menjelang magrib kami kembali ke penginapan. Tapi rupanya belum puas, malam harinya kekasihku, Om dan Cantik kembali ke pantai π Sementara Jendral G pulas karena kecapaian.
04 Agustus 2014
Lepas subuh, aku, kekasihku dan Jendral G bersepeda menuju Jembatan Cinta untuk menunggu sunrise. Dan beruntung, kami sempat melihat keagungan Tuhan. Sang mentari jingga muncul perlahan, menyinari air laut dan akhirnya duduk di singgasana fajar. Indahnyaaa…. Jadi pengen kamera kayak punya dr. Frans Hena
Setelah menikmati sunrise, kami kembali ke penginapan untuk bersiap pulang, karena akan dijemput menuju dermaga pk. 09.00. MenjelangΒ waktu tersebut, datanglah si agen wisata membawa berita yang membuatku bagai disambar geledek di siang bolong, malam bertambal!
Kapal Zahro Express tidak datang ke P. Tidung! Akibatnya kami harus pulang menumpang kapal lain. Pilihannya adalah speedboat Predator menuju dermaga Marina Ancol atau kapal tuk tuk ke Muara Angke. Waduh, mengingat mobil yang di parkir di kantor kekasihku, maka mau gak mau kami harus rela naik kapal tuk tuk ini. Memang sih uangnya dikembalikan, tapi tetap saja kecewa.
Kapal tuk tuk ini adalah kapal kecil, di mana tidak ada tempat duduk. Hanya lesehan di dek kapal, memang ada karpetnya. Bersih. Tapi bukan itu yang kutakutkan. Kau tentu tahu, kan? Maka aku minum antimo sebelum berangkat. Sebetulnya aku tidak berpikir maboks, apalagi mengingat perjalanan waktu berangkat bisa dilalui dengan sukses.
Tapi apa yang terjadi, Kawan? Selama kapal masih diam, aku masih bisa berfoto-foto, bisa memberikan plastik muntah untuk adik ipar, bahkan masih bisa memilih duduk bersandar di tiang kapal. Nenek dan tante bisa bersandar di dinding kapal, aku dan Cantik di tengah. Sementara Kekasihku, Jendral G, dan Om memilih nangkring di depan π
Mesin mulai dinyalakan, lalu perlahan kapal mulai melaju. Tidak sampai 10 menit kapal melaju, seluruh isi perutku naik ke ulu hati! Mual! Huweeekkk, masih bisa kutahan. Tapi lalu kepala berputar-putar. Kekasihku yang sejak awal sudah menghawatirkan aku langsung menyuruhku maju ke depan. Dengan tertatih aku meninggalkan Cantik dan berjalan ke depan, duduk di tangga. Ku kira semilir angin mampu menghilangkan mual. Tapi ternyata… begitu menerjang ombak, di saat orang-orang muda itu berseru-seru menikmati hantaman ombak, perutku langsung berontak!
Segera kuminta plastik, dan muntahlah aku dengan sukses! Siksaan ini luar biasa, Kawan! Semua isi perut keluar. Sarapan tadi pagi, makan malam semalam, bahkan gulai ketupat lebaran keluaarrr semuaa!!! Aku tersiksa! Bahkan ketika perut sudah kosong pun rasa mual muntah ini mendera. Ku minum antimo sebutir lagi, yang ada malah keluar juga.
Jika aku ini termasuk orang yang jaim, gak mau tiduran di sembarang tempat, maka mau tak mau aku rebah beralaskan ransel. Tenang? Tidak! Setiap menerjang ombak, aku terduduk dan muntah lagi. Oh God, menderita sekali. Baru kali ini seumur hidupku aku maboks parah. Sementara pikiranku melayang-layang memikirkan Cantik. Mabok juga kah? Pusing kah? Bisa bobok kah? Tapi, syukur pada Tuhan, gak satupun malaikatku yang maboks sepertiku! Bahkan Cantik menikmati dan tertidur pulas, sementara Jendral G yang duduk di atasku justru mengkuatirkan aku. Owh, untung gen anti maboks kekasihku menurun pada kedua malaikatku π
Setelah 2,5 jam tersiksa, akhirnya kapal merapat di dermaga Muara angke. Siksaan belum selesai, Kawan! Karena parkiran kapal penuh π maka kami harus melompat dari satu kapal ke kapal lain untuk bisa merapat ke dermaga. masih dengan pusing yang luwar biasa, kekasihku mendampingiku terus, sementara kedua malaikatku diawasi oleh omnya. Thanks, Fam, kalian semua are the best
Sayangnya angkot yang pertama kali mengantar kami tak bisa dihubungi ponselnya. Jadi kami naik kayak odong-odong yang ditarik motor sampai ke jalan besar. Tarif Rp. 5,000/orang. Lalu kembali kami mencarter angkot ke kantor suamiku, karena pada waktu itu hanya ada 1 taxi mangkal saja.
Finally, home sweet home! Ahhh, tak ada yang lebih nyaman selain di rumah sendiri π Setelah mandi basah (mandi ya basahlaaahhh π ), aku tidur pulas. Sebelumnya sudah memasukkan cucian ke mesin cuci. Dan…. baju Jendral G penuh pasiiirrrr….huwaaaaa…..
Kesimpulan
- Keindahan lautnya sebanding dengan perjalanan yang cukup memabukkan ini π
- Trip ini sangat cocok untuk anak muda, surganya para petualang, dan para fotografer
- Di manapun, selama itu masih Indonesia, maka masih banyak sampah π¦
Β Tips
- Bagi para pemabuk, minum antimo dulu yaa
- Tidak usah bawa banyak baju, karena sehabis main air biasanya kering sendiri π
- Jangan bepergian di musim hujan, Juni – Agustus sepertinya ideal
- Pakai sandal jepit atau yang nyaman, percuma pakai wedges malah bisa kecengklak π
- Gunakan sun block dengan SPF 50 – 80% jika tak ingin terbakar
- Di penitipan sepeda, minta ikat sepeda (jika lebih dari 1) karena resiko hilang. Bukan hilang sih, tapi ditukar/tertukar dengan pengunjung lain. Aku sudah mengalami, pulangnya dapat sepeda yang gak enak π¦
- Nikmati laut di pagi hari atau malam hari, karena air bening banget, belum diobok-obok pengunjung π
- Bawa uang tunai secukupnya, gak ada ATM
- Gunakan pelampung bagi pemula yang ingin melompat dari Jembatan Cinta
- Jangan buang sampah di laut, meski hanya bungkus permen. Kasihan lautnya π¦
Harga-harga
- Kapal Zahro Express Rp. 85,000/orang
- Carter angkot dari sekitaran Grogol Rp. 80,000
- Parkir sepeda di pantai Rp. 2000/sepeda
- Bentor rata-rata Rp. 15,000
- Otak-otak Rp. 25,000/10 biji
- Kelapa muda Rp. 15,000/butir
- Bakso Solo Rp. 15,000
- Mie ayam Rp. 18,000
- Mie instan Rp. 6000/tanpa endog dan Rp. 10,000/pake endog
- Minuman botol standar saja
- Banana boat, water sofa, peralatan snorkeling Rp. 35,000
- Perahu snorkeling Rp. 400,000/perahu
Selamat berlibur…..
Duhh mbak,.. pikiran saya sudah mbrayang kemana-mana, membayangkan indahnya pantai, sunset, air jernih,..
Ikut menikmati petualangan kelg Jend G dan putri Cantik.
mbakyune langsung ndredeg Jeng, kebayang maboknya tapi tetap pengin indahnya wisata pulau Tidung. Apresiasi untuk Eyang Putri yang tangguh, Salam
Keren gambar2nya plus infonya lengkap sekali. Bisa jadi pilihan tempat berlibur yang baru
Waduuuh, kenapa enggak nyobain aja, Bu?
Kalau udah nyebul nanti takutnya ilang. π
Btw, apa kabar, Bu? π
aduh aku kepingin ke sana mbak, nanti aku japri2 ya kalau ada yang mau ditanya boleh ya mbak, boleh pasti ya hehehe
tempo hari mw kesana ngga jadi buChooooo, jadi mupeng berats
Pulau tidung emang mantep dah keindahannya….. bikin ketagihan pengen kesana lagi
wah ceritanya seru banget ya, saya belum pernah ke pulau tidung, padahal banyak yang ngajakin hehe.