“Segera ganti gaunmu, Nat,” ujar Carol, pengiring pengantin yang paling muda.
“Biarkan sebentar, dia kan baru saja menikah,” gumam Jane, pengiring pengantin yang paling tua dari ketiganya. Natasha -sang pengantin- mendesah lirih.
“Mereka curiga tidak?” bisiknya.
“Gak akan! Usianya sudah delapan puluh tahun lebih, wajar kena serangan jantung!” gusar Carol, “segeralah ganti gaunmu dengan yang hitam!”
“Besok, setelah pemakaman, akan ada pembacaan wasiat. Kau yakin, aku ahli waris tunggal?” tanyanya.
“Seyakin jantung Paul sudah berhenti berdetak. Minggu lalu aku tidur dengan pengacaranya.” Jane mengikik geli.
“Baiklah, ayo kita ganti baju, Sisters!”
Setelah menarik napas panjang, Natasha membuang pot kecil yang tadinya berisi serbuk sianida ke sungai deras di bawah mereka.
********************
Words: 110
Edited (tanpa mengubah jumlah words) atas saran Vanda Kemala, thank youuu ^-^
Tulisan ini untuk Monday FlasFiction: Prompt #62: Hey Girls!
Sumber gambar: Monday FlashFiction
dasar kakek cabul! umur udah 80 masih aja nyosor perempuan muda. huh, rasain!
rasanya bisa lebih ngetwist kalo pot kecil isi sianida itu dibuang di ending. tapi, ya, terserah penulis kok, hehehe.
Kereeeeen!
Semua karena harta…. Semua karena harta…~~~~
Ooww, berarti ini udah diedit, bagian pot dibuang pas terakhir. Emang lebih twist jadinya π
Hmm…slh si tua atau gadis2 pencari harta itu ya? Hehe…
waduh…. pembunuhan lagi
demi harta bisa berbuat apapun ya
weis, trio matre nih kayaknya? π
RIP untuk semua yang ada di hilir sungai itu ….
Wakakaka… suka ama komen ini :D, RIP
wow, keren nih si trio. π
Err…Nat masih perawan dunk ya *lost focus* qiqiqiqiq
Huih, sadis. Hehehe
Keren. π
wahh pembunuhan lagi…
ahahaha makanya Pak sama yang daun muda ajahh..
salam kenal yah mbak Chocho π
Kenapa aku malah penasaran, sebelum diedit ceritanya gimana? XD
wah, kalau diotopsi bisa ketauan tuh diracuni..
mirip kasusnya dengan kasus yang lagi hot sekarang, kopi sianida..
tua-tua keladi, makin tua makin menjadi π