Dulu, sewaktu SMP, aku sering banget ikut paduan suara. Baik itu untuk lomba ato just perpisahan sekolah. Tapi lebih sering untuk choir gereja. Sebetulnya sih aku merasa suaraku pas-pasan, tapi entah napa selalu terpilih untuk ikut paduan suara. Bahkan pernah ikut lomba tingkat propinsi đ walopun gak menang. Tapi bangganyaa đ
Nah, pada suatu hari aku terpilih menjadi salah satu peserta paduan suara gereja untuk merayakan Paskah. Wuiih, yang bikin bangga ‘coz gak cuma anak SMP yang ikut, anak SMA juga, para guru, gabungan gitu. Wuih, bangga banget kan? Dan seperti biasa aku mengisi suara alto.
Setiap seminggu dua kali kami berlatih, bahkan nyaris setiap hari saat mendekati hari “H”. Pada suatu sore, kami berlatih. Dan saat bernyanyi, tiba-tiba kudapati suaraku bergetar, vibrasi! Wah, andai saat itu dah ada idol-idolan aku pasti langung mendaftar. Aku juga takjub sendiri, kok suaraku bisa bergetar gitu ya? Sungguh terharu biru aku dibuatnya. Mungkin berkat latihan yang rutin itu yaa. Maka dengan lantang dan penuh semangat aku bernyanyi:
Haec dies quam fecit Dominus
Exultemus et laetemur in ea
Halleluya halleluyaaaa
Saking semangatnya, pada halleluya yang terakhir aku terdiam ‘coz gak kuat. Tapi, lho, lho, lho kok vibrasiku masih terdengar??? Padahal aku dah brenti!!! Kutengok sebelahku, kyaaaaa…… ternyata selama ini yang bervibra bukan suarakuuu tapi suara guru PMP ku yang memang merdu suaranya. Maka lemaslah aku, jadi bukan aku ya?? đŚ
Untunglah saat itu lom ada idol-idolan, jadi aku gak mendaftar đŚ
PS. Maap bila teks lagu di atas salah nulis, ‘coz hanya berdasarkan ingatan belaka.