Hahaha… di angkot ada kasirnya? Kenek, kaliii? Bukaaaan, emang kasir, kok! Mari, Kawan, aku ceritakan tentang kasir angkot ini, siapa tahu suatu saat nanti kau akan mengalaminya 😛 Atau malah mungkin ada yang pengguna sehari-hari ya? 😀
Begini, kalau Kawan hendak ke Cikarang dari Bekasi, maka salah satu alternatif adalah naik angkot Isuzu ELF K45. Kendaraan umum ini mangkal di samping Giant Mega Bekasi. Dahulu kala, inilah transportasi yang sering kugunakan untuk ke kantor. Langsung masuk dan keluar tol 😀 jadi seharusnya cepat jika gak macet. Tapiiiii….kau gak akan percaya, berapa penumpang yang diangkut pada masa itu!
Seperti layaknya kendaraan umum, bangku sudah dimodifikasi sehingga saling berhadapan. Bangku sebelah kiri yang seharusnya hanya diisi 5 orang, mesti disesaki dengan 7 orang! Sedangkan deretan belakang sopir yang seharusnya hanya 7 orang, menjadi 9 orang. Hohohoho…itu belum seberapa, Kawan, karena masih ditambah bangku di tengah yang harus diisi 7 orang! Nah, yang di tengah ini sungguh sangat menderita. Apalagi yang duduk di ujung belakang, dia harus menghadap ke belakang! Dulu aku dan sobatku sering menertawakan, kayak Ira Kusno lagi baca berita 😆 Maka bagi pemabuk macam diriku, ini jelas seat yang harus dihindari. Dan bagaimana yang di depan? Kita mesti berdesakan dengan Pak Sopir, karena bangku penumpang diisi dengan 3 orang! Total jadi empat dengan sopirnya. Fiuuhhh! Pokoknya turun dari angkot ini dijamin berkuah-kuah!
Dan dulu, ketika aku masih harus naik angkutan ini, aku dan sobatku lebih memilih duduk di depan dengan membayar untuk 3 orang 😀 Lumayan lega, deh! Serunya saat bulan puasa. Jika orang-orang membatalkan puasa dengan sebutir kurma atau seteguk air, maka kami membawa menu lengkap! Ketika yang lain sudah anteng, kami masih kresek-kresek 😆 Kadang membawa mie goreng lengkap dengan telor ceploknya, kadang nasi gudeng dengan telor coklatnya, bahkan pernah membawa nasi rames 😆 kan duduk depan, legaaaaa 😆
Itu duluuuuu, sekitar tahun 2004 an, ketika aku hamil Si Cantik. Yang hampir tiap hari mabuk, sehingga tiap turun angkot selalu mampir warung bakso langanan dulu untuk menghilangkan mual (ini mabuk atau ngelih, sih?). Dan belum lama ini, ketika aku naik angkutan ini lagi, ternyata sudah lebih manusiawi. Bangku kiri diisi 6 orang, kanan 7/8 (lupa 😛 ), depan 2 orang, dan tengah 6 orang 😀 Posisi Mbak Ira Kusno? Teteeeeeeppp 😆
Namun ada satu hal yang gak berubah. Ya itu tadi, jadi kasir! Hahahaha….. yang duduk di bangku belakang harus ada sukarelawan untuk mengumpulkan ongkos dari para penumpang. Sukarelawan inilah yang menghitung jumlah uang dan nantinya menyerahkan ke sopir. Idih banget ya? Kalo penumpang dengan nilai matematika cuma 6,5 macam diriku ini, sebaiknya gak usah merelakan diri jadi kasir 😆 Lah, coba bayangkan, duluuu ongkosnya 4,500. Susah kan mengatur kembaliannya? Kalo terakhir kemaren aku naik sih 7,000. Sementara jarang sekali penumpang yang memberi uang pas, malah kadang ada yang sengaja mau nukar uang. Nyebelin kan?
Pernah suatu kali aku gak sengaja mengeluarkan uang dengan maksud untuk menyiapkan ongkos, ehh tiba-tiba beberapa tangan langsung menjulurkan tangan menyerahkan uang. Haduh! Dulu itu kan aku masih pemalu, jadi enggan menolak. Maka dengan huwok-huwok karena mabuk, aku terpaksa menerima. Dan bisa diduga, sudah pasti aku bingung dewek, untunglah ada ibu-ibu sebelahku yang memberi tahu jumlah keseluruhan. Dan Kawan, ternyata kurang satu! Haduh, lagi-lagi ibu-ibu tadi berseru ada yang belum bayar? (kok gak dia aja sih yang jadi kasir?). Penumpang diam semua. Keringat dingin sudah menetes-netes, perut sudah berontak, dan ternyata aku ingat! Saking bingungnya menerima ongkos dari penumpang lain, uangku sendiri yang sudah kusiapkan malah kumasukkan lagi di kantong tas! Gubraakk! Jadi ternyata aku sendiri yang belum bayar hahahaha 😳
Karena pengalaman itulah, ketika kemaren seseorang memintaku menjadi kasir, aku yang sudah sedikit gak tau malu ini berkata, “Waduh, jangan saya, deh! Matematika saya cuma dapat 6,5! Hehehe…” Maka tertawalah penumpang di sekitarku. Biarin! Lebih baik jujur daripada pura-pura tidur kayak penumpang di depanku, tapi nyengir mendengar banyolanku 😛
Nah, Kawan, itulah bekal jika suatu saat nanti kau harus ke Cikarang menggunakan angkutan ini 😀 Kalo gak siap jadi kasir, mendingan pura-pura bobok aja. Ntar jika sudah ada suara-suara, “satu orang,” atau, “kembali lima ribu.” Nah, berarti sudah ada sukarelawan, maka bukalah matamu dan bayarlah dengan uang “PAS”.
SELAMAT TAHUN BARU 2014, semoga angkutan umum kita semakin membaik 😀