Terinspirasi dari siaran radio tadi pagi 😀 Mengenai cerita-cerita lucu yang sudah sering diceritakan tetapi masih aja membuat tertawa 😀 Aku punya beberapa cerita tentang kawanku tapi tetap aja bikin tertawa tiap mengingatnya 😆
Mari aku ceritakan, sekedar pengusir kantuk di sore yang membosankan ini 😀
SAPU TANGAN
Kawanku ini pengguna mikrolet yang setia. Suatu kali ketika hendak naik mikrolet, tiba-tiba hujan. Karena gak bawa payung, maka ia menutupkan saputangan handuk yang selalu dibawa-bawanya ke atas kepala, demi mengurangi kebasahan yang mendalam 😀
Lalu ia naik mikrolet begitu kendaraan ini lewat. Duduk nyaman di dalam angkot, ia mulai merasa lengannya basah. Dengan hebohnya ia mencari-cari saputangan. Ke dalam tas, ke bawah-bawah, sampai ke kolong bangku. Hingga seorang ibu menegurnya.
“Cari apa, Mbak?”
“Eh, ini saputangan, tadi jatuh di mana, yaa? Mungkin pas mau naik tadi,” sahut kawanku. Lalu si ibu dengan senyum dikulum menunjuk ke kepala lawanku.
“Itu apa?”
Kawanku cepat meraba kepalanya lalu tertawa malu. Hampir seluruh penumpang tertawa dan kawanku itu mualuuu luwar biayasaa. Dan aku selalu cekikikan tiap mengingat peristiwa itu, termasuk sekarang 😆
SAPAR REBO
Masih tentang kawanku yang tadi. Oh ya, kawanku ini seorang akunting di kantorku, boleh dibilang kami ini bersahabat meski usia beliau jauh di atasku 😀
Kisah ini dalam mikrolet juga. Hanya saja karena mikroletnya ngetem, kawanku agak melamun. Lalu rupanya si kenek menanyakan mau turun di mana. Mungkin karena masih berada dalam frekuensi lamunan, kawanku menjawab,
“Sapar Rebo, Bang.”
“Mana, Bu?”
“Sapar Rebo,” sahut kawanku dengan agak lebih keras.
“Pasar Rebo kali, Buu.”
Kawanku kaget lalu mengiyakan dengan malu-malu. Dan tanpa pikir panjang, ia langsung memejamkan mata dan mengulaikan (dari kata dasar terkulai) kepalanya ke kanan, seolah-olah tidur 😆 Aku membayangkan posisinya kayak dagelan yang dihipnotis. Begitu mendengar jentikkan langsung terkulai 😆
“NGGIH!”
Lagi-lagi masih kawanku yang lucu ini 😀 Kali ini kisahnya bukan di mikrolet tetapi di bus. Rupanya ia bertemu teman sekampung, yaitu dari Solo. Mulailah mereka ngobrol dengan seru, tentu saja menggunakan bahasa Jawa. Ketika mendekati tujuan, seperti biasa sang kenek meneriakkan pemberhentian berikutnya.
“Pekayon…Pekayon… yang Pekayon siap-siap!”
Dan dengan lantangnya, kawanku ini menjawab.
“Nggih…!” Yang artinya “yaa”. Kontan orang satu bis menoleh semua mendengar bahasa ajaib itu 😆 Rupanya ia masih terbawa suasana ngobrol dengan kawannya, sehingga menjawab teriakan kenek dengan bahasa Jawa 😆
SAPU TANGAN LAGI
Ini cerita paling sadis yang kuingat. Dan masih kawanku yang itu juga
Sebelum ke kantor, rupanya ia seringkali belanja dulu ke tukang sayur keliling. Suatu hari karena buru-buru, maka ia hanya sekadarnya saja belanja dan sudah membawa tas kerja. Setelah membayar, ia serahkan ke pembantunya namun sadar belum membawa sapu tangan. Maka dengan terburu-buru ia kembali ke dalam rumah dan mengambil begitu saja saputangan bermotif bunga dari keranjang setrikaan dan mengantonginya.
Ketika menunggu mikrolet di tepi jalan, udara begitu panas. Ia segera mengambil saputangan dari sakunya bermaksud mengelap keringat. Namun ketika membuka lipatan sapu tangan itu, ia terkejut alang kepalang. bahkan nyaris shock! Karena ternyata yang ia bawa adalah celana dalam bermotif bunga 😆 😆
*****
Baiklah, sekian cerita lucu tentang kawanku ini. Yang jika masih kuingat selalu membuatku tertawa cekikikan 😆
Rasanya gak adil ya jika hanya menertawakan kawan saya itu saja yaa. Nah, aku sertakan juga link kisahku yang juga selalu membuatku tertawa sendiri bila mengingatnya 😆
chocovanilla.wordpress.com/2009/01/15/kualat/
chocovanilla.wordpress.com/2008/11/26/tragedi-klepon/
https://chocovanilla.wordpress.com/2010/05/12/lambaian-tanganmu-ooohh/
https://chocovanilla.wordpress.com/2012/01/18/mama-vira/
Yuukk, tertawaa… 😀