Kawan, kau tentu juga merasakan kalo cuaca kini sungguh tak menentu. Aku sampe bingung, sekarang ini musim panas ato musim ujan sih? Kadang siang terasa begitu panaz, eee… tiba-tiba sorenya ujan deras. Ato kadang siang terang benderang tapi ada hujan. Aneh benar bumiku ini. Kata orang-orang pinter itu sih akibat global warming.
Nah, gara-gara cuaca yang tak menentu ini aku jadi menghayal (halah, hobi kok ngayal!). Mungkin gak ya terjadi pergeseran iklim di bumi ini. Yang tadinya tropis jadi sub tropis, sub tropis jadi sedang. Ato lebih ekstrim lagi yang tropis jadi dingin. Wow, jadi akan ada salju di Indonesia ku tercinta ini. Indahnyaaa….. terbayang salju putih bak kapas melayang-layang di udara, menutupi atap-atap rumah, menyelimuti pepohonan, menaungi bukit-bukit, seperti gambar-gambar di kartu pos. Frosty the Snowman akan ada di tiap halaman rumah. Dan nyenyaknya tidur dengan selimut tebal tanpa perlu AC. Aaahhh…..
Dinginnya? Brrr, pasti dingin sekali. Tapi terbayang indahnya salju rasanya terbayarkan kok dan setelah itu akan tiba musim semi. Bunga-bunga bermekaran di mana-mana, wangi rerumputan yang baru tumbuh, kicau burung-burung yang ramai, lenguhan mamalia yang bangun dari hibernasinya. Oohh, indah bukan? (kebanyakan nonton Nat Geo). Dan suhu panas di bumi tanah airku ini pasti akan turun.
Eeee, tapiii, kasian jugak ya yang juwalan AC pasti jadi gak laku, gitu juga para tunawisma yang kan membeku. Tukang es yang harus segera alih profesi, rumah-rumah yang bocor mesti siap menampung lelehan salju, emak-emak mendadak harus ada budget wat beli baju tebal, sawah-sawah terbenam salju, ladang-ladang jadi mandul, empang membeku. Ternak pun malas menghasilkan. Dan hutanpun berubah menjadi hantu yang menyeramkan. Putih dan putih.
Ah, terpaksa kubuang khayalanku. Ternyata lebih banyak repotnya than happy nya. Soalnya bangsaku ini masih lom sejahtera. Masih banyak orang yang gak punya rumah, dinding sekolah pada ambruk, masih banyak penambang tradisional yang mengandalkan hidup dari mengais tanah, penjaja yang berjalan kaki dari satu tempat ke tempat lain. Ya sudah, mungkin salju memang milik negara-negara maju sana. Cukuplah dua musim saja di negriku tercinta. Lha wong dua musim aja sudah begitu repotnya. Banjir masih tak tertanggulangi, kekeringan masih menghantui.
Sudahlah, aku masih dan akan selalu mencintai Indonesaku, walo tak punya salju dan masih memelihara banjir yang mengikis. Lagipula kata kekasihku, kalo terjadi pergeseran iklim maka bumi ini akan hancur, kiamat di ambang pintu hiiiyyyyy……. kalo gitu gak usah deh!
PS. Postingan ini efek dari menahan haus yang sangat