Fiksi Kilat · Nimbrung Mikir

The Wedding

Prompt 62“Segera ganti gaunmu, Nat,” ujar Carol, pengiring pengantin yang paling muda.

“Biarkan sebentar, dia kan baru saja menikah,” gumam Jane, pengiring pengantin yang paling tua dari ketiganya. Natasha -sang pengantin- mendesah lirih.

“Mereka curiga tidak?” bisiknya.

“Gak akan! Usianya sudah delapan puluh tahun lebih, wajar kena serangan jantung!” gusar Carol, “segeralah ganti gaunmu dengan yang hitam!”

“Besok, setelah pemakaman, akan ada pembacaan wasiat. Kau yakin, aku ahli waris tunggal?” tanyanya.

“Seyakin jantung Paul sudah berhenti berdetak. Minggu lalu aku tidur dengan pengacaranya.” Jane mengikik geli.

“Baiklah, ayo kita ganti baju, Sisters!”

Setelah menarik napas panjang, Natasha membuang pot kecil yang tadinya berisi serbuk sianida ke sungai deras di bawah mereka.

 

********************

Words: 110

Edited (tanpa mengubah jumlah words) atas saran Vanda Kemala, thank youuu ^-^

Tulisan ini untuk Monday FlasFiction: Prompt #62: Hey Girls!

Sumber gambar: Monday FlashFiction

Dongeng insomnia · Fiksi Kilat · Nimbrung Mikir

Confession

sketsa oleh Carolina Ratri
sketsa oleh Carolina Ratri

Kami berlima duduk bergandengan tangan, mengelilingi sebuah meja bundar. Ruangan sangat gelap dan dingin. Satu-satunya penerangan hanya dari cahaya monitor laptop di tengah meja.

Lo yakin mau melakukannya, May?” tanya Devi. Ia yang akan memimpin upacara bertemu arwah ini. Tengkukku mulai meremang dan jantungku berlompatan.

“Batalkan saja, May. Ikhlaskan, biarkan dia tenang di sana,” bisik Anna di sebelahku. Ikhlas? Tentu saja aku ikhlas. Aku hanya tak kuasa menahan rindu yang menusuk ini, menghunjam hingga ke jantung, meracuni setiap hela nafasku, dan sakitnya tak tertahankan.

“Iya, May. Iihh, serem, nih!” Intan berujar dari seberang meja. Kutatap sahabatku satu per satu. Anna, Susan, Intan, Devi. Mereka tidak tahu rasanya ditinggal kekasih dalam keadaan menggantung. Raka kecelakaan setelah kami bertengkar hebat. Mereka tak mengerti penyesalan yang kualami, luar biasa pedih! Aku hanya ingin bertemu Raka, sekali lagi saja. Aku hanya ingin minta maaf telah menuduhnya tanpa ampun. Aku hanya ingin melihat senyumnya, mendengar suaranya, dan mengucapkan selamat tinggal. Setelah itu, aku akan menempatkannya di pojok paling pojok dalam hatiku. Jarak antara kami sudah tak mungkin lagi terjangkau. Namun setidaknya, pertemuan ini akan memusnahkan rinduku.

“Lanjutkan, Dev,” kataku mantap. Kurasakan genggaman Anna mengencang, keringat mulai membasahi telapaknya. Aku pun takut.

Oke, Girls. Pejamkan mata kalian, tetap saling bergandengan. Aku akan merapal beberapa mantra. Jika berhasil, Raka akan muncul dalam monitor. Lo boleh membuka mata, May. Katakan apa yang ingin lo bilang, bisa jadi Raka akan mengerti bisa juga tidak. Biasanya arwah hanya ingin menyapa orang yang paling ingin ditemuinya. Tetap bergandengan, jika terlepas arwah akan lenyap. Ready, Girls?” Hanya aku yang mengangguk. Desahan ngeri para sahabatku tak menyurutkan niatku.

Let’s do it. Pejamkan mata kalian, genggam yang erat.” Devi mulai memimpin upacara ini. Aku merasakan tangan Anna dan Intan bergetar dalam genggamanku. Aku pun sama takutnya dengan mereka. Devi merapal mantra demi mantra, mula-mula lembut, lalu semakin keras dan keras. Kemudian, entah darimana muncul angin yang bertiup menyibak rambut-rambut kami. Sekujur bulu tubuh kami meremang. Lalu, suara bip panjang datang dari laptop. Aku membuka mata. Seketika air mataku menetes, wajah tampan itu muncul di layar. Kabur pada awalnya, tapi lalu tampak nyata. Tatapannya, senyumnya, ia hidup!

“Raka…,” bisikku. Pria itu menatap ke arahku, seperti mendengar panggilku. Tapi, mengapa ia diam?

“Raka…maafkan aku,” bisikku lagi. Raka tetap diam mendengar suaraku. Keningnya berkerut seperti memikirkan sesuatu.

“Aku…aku gak bermaksud menuduhmu, aku menyesal, Sayang.” Aku mulai mengisak tak terkendali. Genggaman Anna terasa mengencang lalu menggigil. Raka masih mengerutkan keningnya.

“Ini aku, Maya, kau mengenaliku, bukan?” Tapi Raka berpaling dariku. Pandangannya beralih ke Intan, lalu ke Anna. Kemudian senyumnya mengembang.

“Anna, aku rindu sekali.” Suara Raka bergaung, menggema ke seluruh ruangan. Aku terpana. Hatiku pecah berantakan.

********

Words: 440

Monday Flash Fiction: Prompt #61: Jarak yang Terkutuk

Cari Solusi · Nimbrung Mikir · Serial Yu Minah · Tak Enak

Bocor

Pesawat RIMusim panas seharusnya saat ini. Tapi apa yang terjadi? Masiiih saja ada hujan mendadak di sore hari. Begitu juga beberapa hari lalu, baru saja sampai rumah dari bepergian, hujan turun dengan sangat derasnya. Gak sampai 30 menit, hujan berhenti dan langsung panas lagi. Maka gak heran jika banyak penyakit, belum lagi nyamuk yang buanyak minta ampun entah darimana datangnya. Endut-endut lagi 😦

Di hari yang gak jelas gitu kok tiba-tiba aku ingin makan rujak Yu Minah 😀 Maka dengan semangat aku segera berjalan menuju warung Yu Minah. Warungnya tampak sepi, ku teriakkan salam dan segera duduk di bangku favorit.

Sik bentar ya, Jeng!” teriak Yu Minah setelah menjawab salamku. Gak lama kemudian Yu Minah tergopoh-gopoh keluar. Sebagian rambutnya basah, juga daster putih empat sakunya :mrgreen:

“Kenapa, Yu? Kok basah-basahan gitu? Mandi basah yaa?” godaku.

“Husy! Wong lagi kena musibah gini. Dapur saya bocor, Jeng, bocor…bocor…,” keluhnya sambil mulai menyiapkan cobeknya yang segede Gaban, “mau berapa ni, Jeng?”

“Dua aja Yu, ulek satu sama serut satu. Pedes tapi gak banget.”

Yu Minah mulai menyiapkan bahan-bahan rujak sambil sesekali mengelap tetesan air dari rambutnya. Aku jadi kasihan.

“Gak manggil tukang, Yu, buat benerin bocornya?”

“Biar nanti Tole saja, Jeng. Saya sudah SMS Tole supaya hari Minggu nanti pulang. Nah tuh, HP saya bunyi. Maap, sebentar yo, Jeng.” Yu Minah segera mengelap tangannya dengan serbet lalu meraih ponsel di dekat keranjang buah. Lho, kok ponselnya berubah lagi? Belum lama kulihat jemari montoknya menari-nari dengan gagap di atas layar sentuh, ini kok kembali dengan Nokia jadulnya?

“Iyo Le, ndak papa…ndak…tadi sudah Ibu tadahin pake ember. Ho’oh….lumayan gede… yo wis gak papa, nanti Ibu manggil Mang Hadi aja. Iyo…baik-baik yo, Le…” Yu Minah meletakkan ponselnya dengan wajah sedih.

“Tole gak bisa pulang, hari Minggu ada jadwal ngasih les bahasa Inggris,” ujarnya sambil mulai memotong-motong buah dengan pisau tajamnya.

“Wah, hebat ya Si Tole,” gumamku sambil menahan liur mencium aroma nanas yang dipotong dengan jurus “Totokan Dua Jari Dewa Langit”.

“Eh, Yu, nomgong-ngomong ke mana HP canggih sampeyan yang putih itu?” tanyaku kepo.

“Wahh, saya ndak bisa makainya, Jeng. Pating clepret, mau nunul ini eh yang kepencet itu, malah gak karu-karuan. Mau saya jual saja, deh. Sampeyan mau?”

“Lha, HP baru kok dijual to, Yu? Kan, sayaang.”

“Gak baru-baru banget, kok. Ceritanya itu tadinya HP nya Bu RW, baru sebulan pakai ada keperluan keuangan, jadi ditawarkan ke saya. Yo wis, saya beli buat Tole. Eh, jebul Tole malah sudah punya yang lebih canggih, rupanya anak itu ngirit banget, uang bulanan dari saya ditabung lalu dibelikan apa itu, Jeng, tablet?” Yu Minah berbinar-binar menceritakan anak semata wayangnya yang penuh pengertian.

“Bu RW jual HP? Kok tumben, Yu?” tanyaku super duper kepo. Gimana gak kepo, Bu RW adalah orang yang berpenampilan paling wah di kompleks. Gelangnya berderet, cincinnya sepenuh jari, sasakannya lumayan tinggi (apa hubungannya, yak? :mrgreen: ), dan terlebih lagi selalu nyumbang paling banyak kalo ada kegiatan sosial. Masa iya kesulitan keuangan?

“Ssstt, jangan bilang-bilang yo, Jeng,” bisik Yu Minah bernada gosip tingkat tinggi sambil tengok kanan kiri, “Katanya anggaran rumah tangganya bocor!” Waduh, apa maksudnya? Melihat wajahku yang polos bertanya-tanya, Yu Minah kembali membungkuk ke arahku melewati cobek penuh buah nan segar. Aku berdoa semoga tak ada muncratannya yang jatuh.

“Kabarnya, Bu RW terlibat bisnis berlian, tapi uangnya digelapkan sama temennya sendiri. Akhirnya uang tabungan keluarga tergerogoti, padahal Pak RW gak tahu tadinya. Terpaksa deh, Bu RW menjual apa yang bisa dijual untuk menutup hutang,” cerita Yu Minah sambil mulai membungkus rujakku. Kasihan juga, ya. Tapi menjual HP apa bisa menutup hutang ya?

“Yah, biarpun harganya gak terlalu mahal tapi menjual HP bisa menutup kebutuhan sehari-hari selama sebulan lah, gitu katanya. Emang sih, saya dipesen kalo dah gak suka jangan dijual, nanti kalo kondisi rumah tangganya sudah membaik, mau dibeli lagi. Tapi ngapainlah, mending saya jual sekarang aja kalo ada yang mau. Kalo nanti-nanti harganya makin jatuh,” lanjut Yu Minah sembari mengangsurkan bungkus rujak. Aku segera membayarnya.

“Tapi HP sebagus itu, kan lambang prestise ya, Yu? Kebanggaan, apalagi Pak RW juga pejabat, tentu lebih mudah berkomunikasi dengan istrinya. Juga pasti lebih hemat. Sekarang ini banyak layanan chatting murah bahkan gratis. Daripada nelpon, jatuhnya lebih mahal, kan?”

“Lha gimana, wong butuh, jeh? Kabarnya emas-emasnya juga sudah dijual duluan.” Jiyan, gosip hangat begini emang cuma bisa didapat di warung Yu Minah 😛 Timbul keisenganku menggoda 😈

“Ya udah Yu, mendingan disimpen aja. Sayang kalo dijual. Apa jangan-jangan anggaran sampeyan juga bocor?”

“Wheeelhaadalaaahhh…. yang bocor itu genteng sayaa, Jeeeng! Memangnya bisnis saya segede apaaaa?”

:mrgreen:

 

 

 

Iseng Aja · Nimbrung Mikir · Serial Yu Minah

Ha Na Ca Ra Ka

Minggu sore kemaren aku bertandang ke warung Yu Minah. Sebetulnya bukannya aku gak pernah ke sana, bahkan hampir tiap minggu pasti ke sana. Hanya saja obrolannya gak ku posting karena amat sangat sensitif 😛 Sekedar tahu saja, Kawan, Yu Minah tak lagi jadi penggemar daster kotak-kotak! Hahahaha…sebagai gantinya dasternya sekarang adalah daster putih empat saku! 😆

“Lho, hati kan boleh berpindah, Jeng. Memang dulu saya memuja daster kotak-kotak, tapi kalo buat jabatan yang lebih penting ya boleh, donngg, pindah ke lain hati! Menurut saya kotak-kotak belum mampu!” Begitu kilahnya waktu aku tanya. Hihihihihi… tentu saja aku hanya tertawa kecil mengingat betapa menggebunya dia dulu pada segala yang bermotif kotak-kotak 😛

Baiklah, itu sekedar cuplikan obrolan panas yang akhir-akhir ini melanda Yu Minah. Setelah meneriakkan salam, aku segera duduk di bangku favorit.

“Ehh, bentar ya, Jeng, bentaaaar lagi, saya lagi Whats App sama Tole,” sahutnya tanpa mengalihkan pandangannya dari ponselnya. Wuiihhh, sekarang dia menggunakan ponsel pintar baru. Jari jemari Yu Minah yang montok itu tampak gagap melenggok di layar sentuh. Sebentar kemudian dia meletakkan ponselnya.

“Pesen berapa, Jeng? Duh, Si Tole itu, masa saya dikasih hape canggih gitu malah mumet saya. Salah mencet terus, lha wong jari saya kan ndak selentik sampeyan.”

“Lho, kok aku dibawa-bawa to, Yu? Buatkan dua ya, pedes tapi gak banget. Memangnya ada yang penting Yu, sama Si Tole?” tanyaku sambil lalu, padahal sih kepo tingkat dewa hahahaha…  Habis, gak biasanya Yu Minah mengesampingkan pelanggan gitu.

“Itu Jeng, Si Tole mau ngasih les bahasa Inggris buat anak SD. Ceritanya, kan ibu kosnya punya anak SD dua orang. Saya bilang kalau gak mengganggu kuliahnya ya gak papa, tapi kalau menyita waktu ya ndak boleh,” jawabnya sembari mulai menggerus rombongan cabai, trasi, kacang, dan gula merah dengan tenaganya yang hot.

“Wah, bagus itu, Yu. Apalagi rencananya pelajaran bahasa Inggris buat anak SD mau ditiadakan, lho!”

“Heh? Mosok iya to, Jeng? Memangnya kenapa?”

“Gak tahu, Yu. Katanya sih gak terlalu penting, lebih baik diganti dengan muatan lokal aja, gitu.”

“Whelhaa… sebetulnya paling baik anak segitu belajar bahasa yo, Jeng? Katanya anak-anak umur segitu paling cepat menyerap bahasa, jadi lebih gampang ngajarnya daripada kalo udah gede,” ujar Yu Minah sok analitik. Lengannya yang montok bergetar saat mengiris buah dengan kecepatan seorang samurai. Bener, merinding kalau lihat gaya Yu Minah mengiris buah.

“Gak cuma bahasa Inggris sih, Yu. Pelajaran komputer dan olah raga juga ditiadakan.”

“Kalo komputer sih, biar aja. Wong kata Bu RT malah bikin repot. Anaknya dapat PR suruh jelaskan apa arti internet, apa itu CPU, lha ibunya malah mumet hihihihihi….. Tapi kalo bahasa Inggris ya penting. Sekarang banyak informasi di mana-mana pakai bahasa Inggris, to?”

“Ya begitulah, Yu. Kurikulum gonta-ganti buat kita udah biasalah. Ganti mentri ganti kebijakan, ganti presiden yo sah-sah saja ganti lagi.”

“Mendingan diganti pelajaran basa Jawa saja yo, Jeng. Pasti Pak Presiden setuju, deh, hihihihihi….” Nah, mulai deh ide-ide jahil yang seringkali membuatku malas memosting obrolan ini.

“Emangnya Indonesia ini cuma Jawa, Yu? Sampeyan ini jangan bikin kisruh, lahh!”

“Lho, kan cuma usulan, Jeng. Apalagi kalo hurufnya pake ha na ca ra ka, wuihhh pasti keren, deh! Kita bisa bersaing dengan India, Thailand, Jepang, Tiongkok, mana lagi? Emangnya mereka doang yang punya huruf cantik?” ujarnya sambil mulai membungkus rujakku. Kalo udah korslet gini, males nanggepin obrolannya. Aku diam saja.

“Eh, tapi kasihan juga ya, huruf itu kan susah banget. Dulu aja kalo pelajaran nulis Jawa nilai saya paling bagus cuma enam. Angel banget, Jeng! Ada pepet, paten-patenan segala, halahhh mumet!” Tuh kan, usul sendiri kalo udah mumet sendiri 😈 Aku masih diam.

“Tapi gak papa ding, kalo pelajaran bahasa Inggris ditiadakan. Si Tole bisa dapat banyak obyekan yo, Jeng? Hihihihihi….” Nah…nah… begitulah Yu Minah, segala urusan dihitung berdasarkan untung rugi.

“Sampeyan kok diam saja, Jeng? Jadinya setuju pelajaran bahasa Inggris dihilangkan atau tidak?” tanyanya sambil menyerahkan bungkus rujak. Aku mencari-cari uang pas dalam dompetku.

“Jeng?”

“Jeng?”

“Ehh… apa, Yu?” sahutku sembari menyerahkan uang.

“Wheladalaaaaahhhh… jadi daritadi sampeyan gak ndengerin saya ngomongg?”

“Eh, ndengerin, kok!”

“Kalo gitu apa pendapat sampeyan?”

“Pendapat mengenai apa ya, Yu?”

“Lhadallaaahhhhh…..capek sayaaa….!”

Qiqiqiqiqi… :mrgreen: Wong aku lagi males ngomong yang sensitif, jehh… 😛

 

Cari Solusi · Nimbrung Mikir

Prabowo – Hatta adalah Bhinneka Tunggal Ika

Saya tidak akan banyak mengaspirasi Pak Prabowo – Hatta dalam hal-hal yang saya tidak kuasai. Karena saya yakin sudah banyak team ahli, para pemikir, para pendukung, para akademisi, para cendekia, para mahasiswa, para ulama, para pemimpin agama, dan tokoh masyarakat yang akan memberi Pak Prabowo – Hatta masukan-masukan demi berjalannya pemerintahan yang kami dambakan menuju kesejahteraan bangsa.

Tetapi, sebagai rakyat biasa, sebagai seorang ibu, wanita pekerja, dan yang utama adalah sebagai kaum minoritas di negeri ini, saya sangat berharap kepada Pak Prabowo – Hatta untuk tetap memelihara rasa Bhinneka Tunggal Ika yang menjadi semboyan bangsa kita. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar dan kaya. Ada lebih dari 1000 suku di negri ini, ada lebih dari 400 bahasa daerah, dan ada enam agama yang diakui. Luar biasa! Di mana keragaman seperti ini bisa kita temui di dunia selain di Indonesia? Belum lagi kekayaan bumi dan alam yang menjadi incaran bangsa-bangsa lain. Luar biasa kaya!

Sebelumnya, saya sudah kesengsem dengan Pak Prabowo, jauh sebelum kampanye pilpres dimulai. Karena Pak Prabowo mewakili Bhinneka Tunggal Ika itu. Orang tua yang Jawa dan Sulawesi, Islam dan Kristen, kemudian kakak adik yang Katolik dan Kristen, sementara Pak Prabowo sendiri seorang muslim. Bukankah ini perbedaan yang sempurna? Lalu Pak Hatta yang Sumatera bermenantukan pria Jawa. Saya meyakini, bahwa dari keluarga yang terbiasa dengan perbedaan, akan lahir toleransi yang sesungguhnya. Dan kita semua tahu, bahwa keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat. Pada keluarga yang terbiasa dengan toleransi, tentu akan terbentuk masyarakat dan negara yang bertoleransi pula.

Mengapa saya berharap Pak Prabowo – Hatta menjunjung tinggi Bhinneka Tunggal Ika? Karena saya pun mempunyai keluarga yang berbeda. Saya seorang Jawa, suami saya Sumatera. Saya penganut katolik dan suami saya muslim yang taat. Bahkan ipar saya adalah seorang Tionghoa. Saya sudah membuktikan sendiri, bahwa dengan berkeluarga campuran begini, wawasan saya terbuka luas. Bahwa selama ini kaum minor merasa ditekan, ternyata tidak sepenuhnya benar. Bahwa selama ini kaum mayor merasa dicurigai, ternyata tidak benar juga. Kalaupun ada kejadian seperti itu, itu hanyalah tindakan orang-orang yang tidak sepenuhnya mengerti agama. Karena saya yakin, semua agama mengajarkan kebaikan, mengajarkan jalan yang sama untuk kembali pada Sang Pencipta pada saatnya nanti.

Karenanya, Pak Prabowo – Hatta, jika Bapak berdua terpilih menjadi Presiden RI (yang sangat saya harapkan), tolonglah untuk menjaga dan melindungi keharmonisan beragam budaya, suku bangsa, dan agama di negri kita tercinta ini. Saya tidak pernah takut -seperti ketakutan kaum minor lainnya- meski di belakang Bapak banyak pendukung partai Islam. Karena saya yakin, mereka adalah orang-orang yang mengerti ajaran agamanya. Jika pun ada yang dianggap keras, saya justru senang mereka ada di belakang Pak Prabowo. Karena hanya Pak Prabowo lah yang bisa merangkul dan mengayomi kami semua untuk tercapai perdamaian. Tidak akan lagi perselisihan antar agama. Tidak ada lagi pertengkaran antar suku bangsa. Tidak ada lagi kecurigaan antar etnis. Saya yakin itu, jika Pak Prabowo menjadi presiden. Mengapa saya mengangkat masalah ini? Karena kecurigaan-kecurigaan ini sudah menjadi duri dalam daging. Tidak nampak, namun sering membuat nyeri.

Harapan saya yang kedua adalah soal keamanan. Saya setuju dengan Pak Prabowo – Hatta, bahwa bila kesejahteraan telah tercapai, dengan sendirinya keamanan akan mengikuti. Saya ingin, jika perempuan bepergian sendiri menggunakan angkutan umum, tidak ada rasa cemas dan was-was akan tindak kejahatan. Saya ingin, ketika melepas anak-anak melakukan kegiatan di luar rumah, saya percaya tidak satupun akan terjadi sesuatu pada mereka. Saya ingin, ketika para ayah bekerja mencari nafkah dan terpaksa pulang kemalaman, tak ada rasa kuatir bagi keluarga di rumah akan keselamatan sang kepala keluarga. Saya ingin, agar Indonesia ini aman dari kejahatan, dari premanisme, dari pengedar narkoba yang bebas berkeliaran, dari segala macam tindak kekerasan. Mohon Pak Prabowo – Hatta dapat mewujudkan keamanan dengan ketegasan dan wibawa. Saya hanya ingin menjadi aman dan nyaman di negeri sendiri.

Demikian, Pak Prabowo – Hatta, harapan-harapan saya kepada Bapak berdua. Bukan sesuatu yang muluk dan istimewa sepertinya, tetapi sangat saya rindukan. Jika Bapak berdua terpilih nanti, jangan kecewakan kami dan jangan bohongi kami. Mungkin hasilnya tidak serta merta dapat kami nikmati, tetapi setidaknya usaha sekuat tenaga Bapak berdua dan komitmen yang dijalankan, akan membuat kami bangga dan menghargai Bapak sebagai negarawan dan pahlawan. Dan seperti pesan Bapak, jika pun Bapak tidak terpilih (dan semoga tidak terjadi), kami akan menghargai dan menghormati presiden terpilih. Karena niat untuk #SelamatkanIndonesia tentunya tulus.

Salam Indonesia Bangkit! Satu Indonesia!

https://i0.wp.com/bloggerindonesiasatu.org/wp-content/uploads/2014/06/brosur-lomba-blog-kontes-prabowo-hatta.jpg

Artikel ini diikutkan dalam lomba menulis Aspirasi untuk Prabowo Hatta.

Cari Solusi · Iseng Aja · Mbuh Ah ! · Nimbrung Mikir

Anomali

Duluuuu sekali aku adalah seorang anak manis, dalam artian anak yang penurut, tidak pernah melawan orang tua, meski sempat dibilang judes ketika kecil tetep aja anak manis 😀 Yeah, jika sewaktu SMP pernah dipanggil guru gara-gara iseng di kelas, atau ketika SMA pernah membuat guru matematika menangis, tetap saja aku berstatus anak manis hahahaha 😛

Tapi terbukti, kok! Ketika almarhum Papa tidak menyetujui pilihan teman hidupku, aku menurut meski tentu saja sudah ada cadangan dulu, dooong :mrgreen: Mungkin mulai dianggap tidak manis ketika teman pilihan hidup kedua kuajukan. Beda agama, budaya, suku bangsa, tapiii Papa merestui, kok. Berarti aku tetap anak manis, yaah at least di depan Papa. Duh, aku rindu sekali padamu, Pa sad0118 Free Sad Emoticons Selain Papa selalu menganggapku anak manis, beliaulah tempat aku bertanya tentang politik dan perkembangan kepemimpinan di Indonesia. Beliaulah kiblatku 😦

Sekarang, kembali aku menjadi anak tidak manis, ketika pilihan capresku berbeda dari yang lain 😀 Ketika keluargaku, sahabat-sahabatku, teman-teman kantorku, bersatupadu mendukung capres mereka, aku punya pilihan sendiri 😛 Bahkan kekasihku dengan semena-mena menyebutku domba yang sesat karena tidak mengikuti gembalanya sad0049 Free Sad EmoticonsLha, kepriben, wong aku gak sreg, jeh! Padahal sejak pertamakali boleh memilih, aku tak pernah lepas dari partai yang mendukung capres itu. Meski dulu Papa harus dan wajib memilih partai yang ono 😆 Namun, sejak 10 th lalu, aku pindah ke lain hati. Boleh dong, karena aku sudah tidak punya kepercayaan lagi dengan mereka. Dan jika kini aku berpindah lagi ke lain hati, sah-sah saja, kan?

Banyak usaha dari mereka untuk “membuka mataku” bahwa pilihanku salah, dengan segala cara yang tentunya menurutku termasuk kampanye hitam lah yaa :mrgreen: Menyebarluaskan berita-berita hitam yang isinya ternyata memuat opini pribadi alias tidak ada landasannya sama saja dengan kampanye hitam. Bahkan ada yang dengan teganya mengatakan bahwa aku sudah dicuci otak! Waa, kejaaammm, memangnya kalo berbeda, kalau aneh sendiri itu berarti otakku sudah dicuci? (sik, tadi sih masih kujemur 😆 ) Bagiku, yang sudah terbiasa hidup dalam perbedaan, adalah tidak aneh mempunyai pendirian yang berbeda. Apalagi sebagai orang dewasa yang sudah bisa memilih dan ujungnya akan menanggung segala akibat yang timbul, tidak boleh dipaksa untuk mengikuti yang lain.

Jadi, sahabat-sahabatku, ini cuma pilpres lho, masa iya tega sih persahabatan yang kita bangun sejak masih janin (lebaaayy qiqiqi…) bisa merenggang? Siapapun yang nanti terpilih, itu berarti yang terbaik karena pilihan mayoritas rakyat Indonesia. Jadi gak usah ngotot, menjelek-jelekkan (terutama fisik dan bukan visi misi), apalagi sampai memfitnah. Secara pribadi, aku kasihan lho pada kedua capres ini. Mereka sudah wanti-wanti untuk tidak melakukan kampanye hitam, tapi timses dan para simpatisannya malah melakukannya 😦

Siapapun nanti yang akan memimpin bangsa ini, berarti sudah pilihan Tuhan juga, karena apa yang akan terjadi pada negri ini sudah disuratkan oleh yang Maha Kuasa. Maka, mari berhenti menjelek-jelekkan, mengritik itu berbeda dengan menjelekkan, semua makhluk cerdas di bumi Indonesia ini harus bisa membedakannya. Mari duduk berdampingan, menikmati pesta demokrasi ini dengan sukacita, hentikan permusuhan dan gontok-gontokan. Adu argumen boleh, adu mengamati visi misi ya monggo, tapi tanpa berkata-kata kasar. Tetaplah santun dalam berujar, karena kita adalah makhluk Tuhan yang paling tinggi derajatnya. Jangan kita yang cerdas ini, dengan jabatan-jabatan prestis, tetapi masih berkata-kata dan berperilaku seperti preman pasar. Jika kita siap berdemokrasi, berarti kita siap menerima segala keputusan. Para saudara bersatulah, para sahabat ayo bergandengan tangan kembali. Jadikan perbedaan itu sebagai wawasan untuk memperkaya ilmu dan bukan sebagai anomali. Seribu teman itu terlalu sedikit, namun satu orang musuh itu sudah terlalu banyak.

Rroooaaaarrrr…. Salam Indonesia Bangkit! #eh,keceplosan :mrgreen:

Dongeng insomnia · Nimbrung Mikir

Cinta Pertama

Sebentar lagi, ia akan lewat di depanku, persis seperti sebulan belakangan ini sejak ia pindah di dekatku. Biasanya, jantungku yang telah lama mati rasa akan kembali berdegup. Kadang aku takut jika degup ini terdengar olehnya, atau pendar-pendar di dadaku akan menyilaukannya. Atau sesekali aku cemas, jika kilau di mataku -yang entah sejak kapan kembali padaku- akan mengalahkan bintang di atas sana. Sesungguhnya aku ingin dia tahu sekaligus aku tak mau ia tahu. Ah, rumit!

Nah, aroma wangi itu mulai menguar, tanda gadis cantik pujaan hatiku telah semakin dekat. Cepat kusembunyikan detak jantungku. Kutata wajahku agar sedikit lebih menarik. Malam ini, kuputuskan untuk menegurnya. Itu dia! Seperti biasa, jalan tanpa suara dengan wajah tertunduk. Rambutnya panjang berkibaran tertiup angin. Cantik luar biasa!

“Hhh…hai,” sapaku gagap. Ia berhenti, melirikku sekejap lalu tertunduk lagi.

“Hai,” sahutnya lirih. Nyaris jantungku terlompat sampai ke bulan. Suaranya merdu sekali, meski hanya berkata “hai”?

“Mau ke mana? Bolehkah kutemani?” tanyaku semakin berani. Ia hanya mengangguk lalu meneruskan jalannya yang tanpa suara. Tanpa sadar aku melompat kegirangan dan terus melompat mendampinginya.

“Malam ini sepi sekali, ya,” kataku mencoba menjalin cakap.

“Iya,” sahutnya merdu. Tak tahan sekali aku, ingin melamarnya malam ini juga. Hah! Mimpi!

“Boleh aku tahu namamu?”

“Rani.”

“Aku Doni,” kataku tanpa mengulurkan tangan. Yah, kini ia telah satu langkah di depanku. Tertatih aku mencoba mengimbanginya.

“Rani, bolehkah aku mengatakan sesuatu?” tanyaku semakin berani. Biar andai ia marah, aku hanya ingin menyatakan cinta untuk pertama kalinya.

“Katakan saja,” jawabnya lalu berhenti dan berbalik menghadapku. Wajahnya tengadah, cantik yang tak terlukiskan, meski wajahnya sedikit pucat dan senyumnya tipis bergetar. Lagi-lagi jantungku melompat-lompat tak mau diam.

“Ehh…sepertinya err…aku jatuh cinta padamu, Ran,” bisikku. Sesaat Rani terlihat kaget, tapi lalu tertawa kecil.

“Mengapa? Sedangkan kita baru saja berkenalan?”

“Entahlah, kamu sangat cantik,” jawabku parau. Apapun jawabannya, aku siap.

Senyumnya yang tipis mengembang. Sempat kulihat rona merah jambu di pipinya.

“Maukah kau menerima cintaku?” tanyaku nekat luar biasa. Rani memandangiku dengan sedih.

“Maaf, Doni. Saat ini, aku pun tengah menunggu cintaku. Dia berjanji akan segera menyusulku dan aku berjanji untuk setia menunggunya,” katanya lirih. Sekilas tangannya menyentuh lenganku lalu pergi, masih tanpa suara.

Ingin aku menangis. Ia menolakku? Oh, sial! Mengapa cinta pertamaku selalu gagal? Bahkan kini, setelah aku mati?

************

Words: 369

Mencoba peruntungan di @RedCarra hehehe….

 

Iseng Aja · Ketawa dulu · Nimbrung Mikir

Kalah Ora Popo

Sensored…

Wawancara singkat Wartawan Ndeso (WN) dengan caleg no. urut 7 (BRA) dari Partai Sapi Imoet (PSI) pasca pelaksanaan Pemilu Legislatif 2014.

WN  : Melihat hasil quick count sepertinya partai Anda tidak lolos untuk mendapatkan kursi DPR RI. Bagaimana perasaan Anda?

BRA : Ora popo, hahahaha….

WN  : Sementara Partai Dodolibret yang sama barunya dengan PSI bisa meroket perolehan suaranya, bahkan bisa menembus 5%.

BRA : Yo wis ben, hehehehe…..

WN  : Apa kelebihan Partai Dodolibret dari PSI sehingga bisa langsung melonjak gitu?

BRA : Haa mbuh, hiihihihihi……

WN : Apa rencana Ibu setelah ini?

BRA : Liburan, wkwkwkwkw….

WN  : Wahh, Ibu hebat yaa, benar-benar santai dan tangguh. Liburan ke mana, Bu?

BRA : Haa mbuh, qiqiqiqiqi……

(Seseorang datang menggandeng Ibu BRA)

WN  : Mau dibawa ke mana, Mbak?

MB  : Grogol, Mas. Mobil jemputannya sudah datang.

 

PS. Foto diambil tanpa ijin modelnya, maaf yaa qiqiqiqi…. 😛 :mrgreen:

Gambar akan dihapus dalam beberapa hari ke depan :mrgreen:

 

Iseng Aja · Nimbrung Mikir · Oooh Indahnyaaa....

Pemenang Empat Istri

Hahahaha…akhirnya bisa juga aku memutuskan pemenang 4 istri 😛

Jawabannya lucu-lucu, ada yang serius juga, membuatku pusiang tujuah keliliang untuk menentukan pemenang 😛 Tapi karena ini kan cuma iseng, dan jurinya aku sendiri maka pemenangnya sesuai seleraku yaaa… :mrgreen: (disambit kue keranjang) scared0012 Free Scared Emoticons

Dann…setelah melalui semedi yang melelahkan dan mendapatkan pangsit semangkok serta bisikan gaib hiiiyyy…. scared0014 Free Scared Emoticons , pemenangnya adalaaaahhh……

Coretan Kecil Nita

Kenapa Nita? Karena alasannya manusiawi banget 😛

Buat Nita, silakan kirim alamat lengkap dan no telpon ke auxentinadewi@gmail.com ya untuk pengiriman hadiahnya 😀

Terimakasih buat semua sahabat yang mau ikutan kuis iseng ini love0085 Free Emoticons   Love Nantikan kuis iseng berikutnyaaa…. love0067 Free Emoticons   Love

Cari Solusi · Nimbrung Mikir

We (maybe) Need You, Hackers!

Kontesnya Om Dewo ini kan tentang “Keamanan dalam Berinternet”, nah selama ini sih aku merasa aman-aman saja dalam berinternet. Sampai setelah membaca cepennya Si Om tentang JengPing, hacker wanita yang tak mau dilihat wajahnya :mrgreen: (aku juga ndak mau tapi aku bukan hacker lho 😳 ). Walaahhh, ternyata beresiko juga ya jika kita tidak memerhatikan keamanan. Sering dengar sih berita tentang situs pemerintah ini dibobol oleh hacker (atau cracker? Bedanya apa ya?), atau situs anu dibobol sehingga merugikan perusahaan. Atau kartu kredit yang dibobol melalui jual beli lewat internet? Waahh, betapa selama ini yang kutangkap bahwa hacker itu selalu negatif ya? Atau tergolong kriminal malah? Waduh, beginilah kalau emak-emak gaptek yang tidak mengikuti perkembangan, jadi gak mudenganrolleye0003 Free Emoticons   Rolling Eyes

Bicara mengenai keamanan dalam berinternet, tentu sudah banyak yang membahas. Tapi aku ingin membicarakan mengenai internet aman untuk anak-anak. Dan rasanya peran hackers sangat dibutuhkan di sini. Lho, kok bisa? Iyaaaa. Pernahkan Kawan membuka suatu situs yang didapat dari Google, tenyata yang terbuka malah situs lain? Iya sih, kata kuncinya mungkin menipu. Kalau isinya cuma iklan dan jualan sih gak papa. Lha, ini isinya pornografi? Mending kalau cuma tulisan, ini gambar dengan animasi! Aduhhhh, aku sampai tershock-shock melihatnya. Meski gak langsung ditutup juga siiyy (becandaaaa 😛 ) hahahaha…. Ya kan perlu tahu juga kok bisa membuka itu kok keluar ini (halah!). Aku langsung menghubungi kekasihku pada waktu itu, kok bisa terjadi sih? Lalu kekasihku yang juga IT itu menjelaskan bla…bla…bla…yang aku pura-pura mudeng padahal mumet sick0018 Free Sick Emoticons  Itu kejadian sudah lamaaa sekali, tapi aku jadi kepikiran, seandainya itu terjadi pada anak-anak kita? Haduuhhh, bisa pingsan tujuh kali aku 😦

Tugas-tugas sekolah selama ini seringkali mengharuskan anak-anak untuk mencari sumber dari internet. Idealnya sih selalu diawasi oleh orang tua. Tapi kita kan gak bisa mendampingi anak selama 24 jam kan? Nah, jika pada masa itu terjadi seperti hal seperti yang kualami bagaimana? Hiiiyy, amit-amit semoga gak kejadian scared0016 Free Scared Emoticons Bagaimana ya supaya kejadian ini gak terulang? Aku gak tahu apakah itu salah satu perbuatan hacker atau memang jebakan dengan memasang kata kunci?

Tapi, bisakah para hacker membuat supaya hal itu tidak terjadi? Mungkin dengan cara membobol situs-situs porno lalu merusaknya? Karena menurut wikipedia, hacker adalah:

In the computer security context, a hacker is someone who seeks and exploits weaknesses in a computer system or computer network. Hackers may be motivated by a multitude of reasons, such as profit, protest, or challenge.

Nah, bisakah protest ini dengan merusak situs porno demi keamanan anak-anak? Duhh, jika mereka mau bersatu untuk melakukan itu betapa amannya dunia internet untuk anak-anak. Karena hanya mengandalkan pemerintah untuk melakukan itu tentu saja agak sulit dan lama ya. Eh, gak semudah itu kali yaa  sign0195 Free Sign Emoticon Banyak juga usaha yang dilakukan oleh para blogger dengan menulis tema tertentu lalu memasang kata kunci tertentu untuk menjebak orang-orang iseng yang mencari berita tertentu juga. Ini usaha yang positif juga sih.

Tapi yaah kita harus berusaha sendiri untuk melindungi anak-anak kita. Jika terpaksa sekali kita harus membuka situs dewasa (kok bisa terpaksa kenapa ya?) sementara pemakaian komputer masih bersama-sama dengan anak-anak, maka bisa lakukan usaha seperti menghapus history, cookie dan cache dari web browser (panganan opo kuwi? :mrgreen: ).

Tetap saja siy, usahakan kita selalu mendampingi anak-anak setiap kali mereka membuka internet. Dunia maya itu tak terbatas, usaha apapun yang kita lakukan tak bisa menghapus kejahatan dan perusakan oleh dunia maya. Maka, waspadalah…waspadalah… awasi selalu buah hati, beri pendalaman iman yang kuat, ajari moral, agama dan budi pekerti. Dan terutama, berilah contoh yang baik untuk mereka. Jangan membuka situs yang sekiranya bisa merusak moral. Kecuali jika terpaksa! mad0257 Free Emoticons   Anger (kok bisa terpaksa kenapa ya? Jiahh, lagi?) :mrgreen:

Artikel ini disertakan dalam Kontes Ping Si Hacker Pink

I HATE PINK

PS. Maaf, silau. Ditulis dalam huruf pink demi mengambil hati JengPing, Si Juri yang berwarna pink :mrgreen: