Oooh Indahnyaaa....

Tetralogi Buru

Hahahaha…. benar kata orang, kalo sudah rejeki gak akan ke manaaaa 😀 Opo sih? Aku mo pamer, Kawan. Aku baru saja memenangkan hadiah dari kontes menulis yang diadakan oleh Mas Teguh Puja 😛 Yang membuatku percaya pada kalimat di atas karena tadinya aku sudah nyaris gak ikutan! (seperti biasaaa senengane mefet-mefet).

Sebetulnya info dari Si Manis Orin mengenai lomba ini sudah lama kuterima. Tapi lagi-lagi alasan belum sempat, nyaris kulewatkan. Untunglah kalo gak salah Orin memberi info kalo kontes diperpanjang. Waahh, aku tak menyia-nyiakan kesempatan ini. Apalagi tulisan ini mengenai Pramoedya Ananta Toer salah satu penulis favoritku 😀

Sebagian orang beranggapan bahwa buku-buku PAT terasa berat dan membosankan untuk dibaca. Padahal sesungguhnya gak, lho! Justru sangat menarik, karena gaya penulisan yang masih tempo dulu, setting cerita yang membawa kita ke jaman yang bahkan kita pun belum absen di bumi ini 😀 Menarik! Sangat menarik!

Tantangan itulah yang membuatku menulis dengan gaya tempo dulu 😛 sebagian Kawan tentu sudah membaca Rahasia Perempuan Itu dan Bayinya 😀 Judule panjang banget 😛 Dan sahabat penikmat tulisanku (maafkan ke GR an saya 😳 ) selama ini, ternyata menyadainya lho 😳

Komen BuMon

Komen JengLid

Hihihihihi…terimakasih yaa atas apresiasi sahabat atas tulisanku selama ini 😳 Jika BuMon dan JengLid menyadari gaya penulisanku yang berbeda, maka Neng Orin tea langsung “menuduh dengan pas” gayanya PAT hahahaa…… Nuduh kok pas!

Nah, setelah pamer dengan tulisanku 😳 (mohon jangan muntah, biasanya aku pemalu tapi nek soal nulis aku gak tau malu lho 😳 ), kini saatnya pamer hadiah. Taaraaaa…..

Tetralogi Buru

Hahahaha…. ada yang pengen? 😛 Sebetulnya aku sudah punya koleksi ini sejak lama, meski menyisakan Rumah Kaca yang belum sempat kubaca. Bahkan Sobatku di kantor bilang, ” Sini buat aku aja, ngapain punya double?”

Eitss, tentu saja gak kuberi. Ini hasil perjuangan, Sis! Jika koleksiku yang lama hasil perjuangan menabung, maka hadiah ini adalah perjuangan otak 😆 Tapi kalo mo pinjam, boleeehh ajaaa…. Tapi harus nunggu antrian yaa, sudah ada yang booking 😛

Makasiy ya, MasGuh atas hadiahnya. Ditunggu tantangan berikutnya. Barangkali tentang Buya Hamka? Atau Marah Rusli? 😛

6 tanggapan untuk “Tetralogi Buru

  1. hehehe aku juga punya double, satu set untuk disimpan dan satu set untuk dipinjamkan 😀 Dan sama, aku meninggalkan Rumah Kaca belum terbaca, karena terus terang semakin ke akhir tetralogi, semakin sulit dibaca dalam waktu luangku yang singkat.
    Eh lupa masih ada tetralogi satu set dalam bahasa Jepang, yang sudah diselesaikan Gen semuanya 😀

    Waahh, emang hebat ya, PAT, sudah ada dalam bahasa Jepangnya hehehe…
    Ayo BuEm, kapan terget Rumah Kacanya? Hehehe….

  2. Selamat mbak, dijamin aku gak akan muntah kok baca tulisannya mbak chocho (sambil merayu kelanjutan cerbungnya hehehe).

    JengLid, makasiy yaaa….kalo udah ada pasti dikau jadi orang pertama yang akan kukabari ^-^

  3. Aku pinjam buChooooo *dapet nomor berapa ya?* hihihihi
    Fansmu sudah buanyak buCho, ayo tulis novel 😉

    No.urut 1, Say 😀
    Ayooo kita berdua bikin 😀

  4. aku ngantri buat pinjam ya mbak coco … :mrgreen:
    btw, disini nemu kata absen, yang barusan kubahas di artikelku … *komen OOT

    Siaapp! Antrian no. 2 hehehe 😛 Meluncur ke TKP ahh…

Tinggalkan komentar